Skandal valas (biasa disebut forex probe)


Skandal valas (biasa disebut forex probe) adalah skandal keuangan yang melibatkan pengungkapan dan penyelidikan bank-bank yang bersekongkol selama satu dasawarsa untuk memanipulasi nilai tukar demi keuntungannya sendiri. Regulator pasar di Asia, Swiss, Britania Raya, dan Amerika Serikat mulai melakukan investigasi pada pasar valuta asing (valas) yang sirkulasinya mencapai $5,3 triliun per hari setelah Bloomberg News melaporkan pada Juni 2013 bahwa para pedagang valas mengaku melakukan front-running pada pesanan klien dan memalsukan nilai patok valuta asing WM/Reuters dengan bersekongkol bersama rekan-rekannya dan melakukan perdagangan sebelum dan ketika proses pergantian nilai patok terjadi selama 60 detik. Tindakan ini dilakukan setiap hari di pasar mata uang spot dan terjadi selama hampir satu dasawarsa menurut pengakuan para pedagang valas.

Investigasi

Hal yang menjadi sumber investigasi skandal ini adalah transkrip ruang obrolan elektronik yang digunakan pedagang valas senior bersama para pesaingnya di bank-bank lain untuk membahas jenis dan volume perdagangan yang hendak mereka manfaatkan. Ruang obrolan elektronik ini diberi nama "The Cartel", "The Bandits� Club", "One Team, One Dream", dan "The Mafia". Diskusi di ruang obrolan ini diselingi lelucon tentang memanipulasi pasar valuta asing serta alkohol, obat-obatan terlarang, dan perempuan.Pihak regulator berfokus pada satu ruang obrolan eksklusif yang diberi nama The Cartel atau The Mafia. Ruang obrolan tersebut digunakan oleh para pedagang paling berpengaruh di London dan keanggotaannya sangat eksklusif. Salah satu anggota The Cartel adalah Richard Usher, mantan pedagang senior Royal Bank of Scotland (RBS) yang menjadi kepala pedagangan valuta asing spot JPMorgan pada tahun 2010; Rohan Ramchandani, kepala perdagangan spot Eropa Citigroup; Matt Gardiner, pedagang yang pindah ke Standard Charteredsetelah bekerja di UBS dan Barclays; dan Chris Ashton, kepala perdagangan spot di Barclays. Dua di antaranya, Usher dan Ramchandani, merupakan anggota kelompok pedagang utama Bank of England Joint Standing Committee yang beranggotakan 13 orang.
Sedikitnya 15 bank, termasuk Barclays, HSBC, dan Goldman Sachs, mengungkapkan adanya investigasi oleh pihak regulator. Barclays, Citigroup, dan JPMorgan Chase mendiskors atau mencutikan semua pedagang valas senior. Deutsche Bank, bank pinjaman terbesar di benua Eropa, mematuhi permintaan informasi dari para regulator. Barclays, Citigroup, Deutsche Bank, HSBC, JPMorgan Chase, Lloyds, RBS, Standard Chartered, UBS, dan Bank of England telah mendiskors, mencutikan, atau memecat kurang lebih 40 karyawan valas pada Juni 2014. Citigroup juga sudah memecat kepala divisi perdagangan valuta asing spot Eropa, Rohan Ramchandani; Ramchandani merupakan anggota kelompok pedagang utama Bank of England Joint Standing Committee yang beranggotakan 13 orang.[Reuters melaporkan bahwa ratusan pedagang di seluruh dunia bisa terkena dampak skandal ini.

Denda

Pada tanggal 20 Mei 2015, lima bank mengaku bersalah atas tuduhan kejahatan berat oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat dan menyetujui pembayaran denda bernilai total $5,7 miliar. Empat di antaranya, Barclays, Citigroup, JP Morgan, dan Royal Bank of Scotland, mengaku bersalah atas tuduhan manipulasi pasar asing. Meski bank-bank lain sudah didenda duluan setelah investigasi bulan November 2004, Barclays belum dilibatkan dan dijatuhi denda senilai $2,4 miliar. UBS juga mengaku bersalah atas tuduhan penipuan transfer dan menyetujui pembayaran denda senilai $203 juta. Bank keenam, Bank of America, meski tidak dinyatakan bersalah, dijatuhi denda $204 juta karena melakukan praktik berbahaya di pasar asing.

Penangkapan

Pada tanggal 19 Desember 2014, proses penangkapan pertama orang-orang yang terlibat skandal ini dimulai. Penangkapan mantan pedagang RBS terjadi di Billericay, Essex, dan dilakukan oleh City of London Policedan Serious Fraud Office.

0 Response to "Skandal valas (biasa disebut forex probe)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel